Saturday, August 4, 2018

Apollo, Dewa Ganteng Tuna Asmara


Dulu, waktu awal-awal demen mitologi Yunani terus nemu nama Apollo dan tau sekilas tentang dia, aku gak begitu tertarik, padahal Apollo itu selalu digambarkan dengan indah dan keliatan keren di puisi-puisi kuno.
Terus lama-lama aku jadi suka. Bukan karena ganteng, awet muda, pecinta alam, tukang nyembuhin penyakit, atau karena jago main musiknya, tapi karena dia sering mengalami kejombloan. Itu seperti memberi tau kita bahwa kesempurnaan bukan berarti punya segalanya. Eaks~
patung dewa Apollo (gambar : Greek Mythology Pantheon)

Aku baca beberapa kisah tentang tokoh-tokoh selain Apollo, tapi sering nemu selipan cerita tentang kegagalan Apollo dalam hal cinta-cintaan di sana.
Kisah cinta Apollo pertama kali yang aku baca itu “Apollo & Daphne”, aku kira itu cuma secuil kegalauan Apollo dari semua percintaan yang pernah dia alami, ternyata… hahaha… *tawa bully*
Gak cuma sama Daphne, tapi sama cewe-cewe yang lain juga Apollo mengalami kegagalan romansa. Dan saking bosennya gagal terus punya hubungan sama cewe, Apollo mencoba sesuatu yang baru… suka sama cowo!
Phoebus Apollo, atau biasa dipanggil Apollo, punya banyak julukan : Akesios (penyembuh), Delios (dia lahir di Delos), Lykios (dewa serigala), Musagetes (pemimpin para muse, makhluk mitologi Yunani yang jago bermusik), Paean (dewa penyembuh), Phoebos (bersinar, dia juga dikenal sebagai dewa yang bersinar, dewa matahari).
Apollo adalah anak dari Zeus dan ibunya seorang titan bernama Leto (Latona). Apollo saudara kembarnya Artemis, dewi perburuan, dia juga punya kemampuan yang hampir sama kayak Apollo, sama-sama jago memanah, sama-sama dijuluki sebagai dewa/dewi penyembuhan, pengobatan, pelindung hutan, cuman kalau Apollo ada lagi satu kelebihannya, dia jago banget main musik.
Apollo sering menggelar konser di Olympus. Eh, maksudnya dia selalu menghibur para dewa-dewi Olympus dengan permainan liranya. Dia adalah pendiri band surgawi, nama band-nya Olympus band. *eh engga deng!* XD
Apollo lahir di Delos dengan bobot… emm… gak tau. Dia jabatannya macem-macem, sebagai dewa kebenaran, dewa penyembuhan, dewa perburuan, dewa musik, dewa pelindung (terutama melindungi hutan dan binatang-binatang), dewa yang bersinar, dewajones*coret*, dewa masa muda, dan masih banyak lagi talenta yang dimiliki Apollo sebagai dewa. Ah iya, karena Apollo ini dewa masa muda, jadi dia gak digambarkan kayak dewa-dewa lainnya. Apollo itu digambarkan sebagai dewa muda yang ganteng absolut dan bertubuh kekar.
‘Markas’ utama Apollo di Delphi, dimana banyak orang-orang meminta petunjuk Apollo melalui para orakel (peramal).

Apollo terkenal jago banget mainin lira, lira itu dia dapet dari Hermes sebagai tanda persahabatan. Hermes bikin lira itu dari cangkang kura-kura, dawainya terbuat dari bulu domba. Di bagian bawah lira ada nama brand-nya, “Hermes”. Wah!! Lira branded.
Sama kayak dewa-dewi lainnya, Apollo juga punya beberapa atribut atau simbol. Pohon salam adalah pohon keramatnya, binatang-binatang yang menjadi lambangnya adalah srigala, burung gagak, elang, angsa, tikus, ular, dan belalang. Belalang? Oh, pantesan dia jadi laki-laki hidung belalang. *eh, itu belang!!*
Kalau Apollo ada di dunia nyata, pasti banyak direbutin cewe-cewe (dan mungkin cowo-cowo juga) tapi kenyataannya, di dunia mitologi yang gak nyata Apollo justru sering mengalami kegagalan cinta. Waduh!
Mulai dari hubungannya sama Daphne, Coronis, Marpessa, Cassandra, kisahnya selalu berujung patah hati. Bahkan hubungannya dengan seorang laki-laki pun ujung-ujungnya sad ending. *puk-puk Apollo*



Dan ini lah dia, perjalanan cinta dewa Apollooooo!!!!



Apollo & Daphne
Cerita ini dikisahkan oleh Ovid, penyair asal Roma. Seorang peri hutan bernama Daphne, gak tertarik sama hal-hal semacam cinta apalagi pernikahan. Mungkin menurutnya, berburu di hutan dan menyatu dengan alam adalah keindahan yang haqiqi, melebihi indahnya cinta yang gak pasti. Daphne suka berburu, dia pingin bisa terus hidup bebas di hutan, dia pingin banget bisa kayak Artemis (Artemis juga gitu, gak pingin nikah dan pingin hidup bebas). Padahal ayahnya, Peneus (dewa sungai) udah kepingin punya cucu, tapi putri sematawayangnya itu tetep kekeh pingin perawan selamanya.
Sampai suatu ketika, Apollo yang lagi main-main di hutan melihat sosok Daphne. Padahal waktu itu penampilan Daphne lagi semrawut banget. Walau dengan bawahan selutut, baju atasan tanpa lengan, dan rambut yang berantakan, di mata Apollo Daphne tetap terlihat cantik. Di versi lain, Apollo bisa jatuh cinta ke Daphne karena ulah Eros (Cupid), Apollo ngatain Eros gak lebih jago dari dia dalam hal memanah, si Eros marah kan, terus Eros niat ngerjain Apollo, dia memanah Apollo dan membuat Apollo jatuh cinta sama Daphne, tapi Daphne dipanah Eros pake panah anti asmara *hah?* yang bikin Daphne justru gak tertarik samasekali sama Apollo.
Apollo yang udah doki-doki(?) melihat Daphne gak bisa menahan diri, dia pingin langsung nembak Daphne, berharap bisa jadian sama Daphne. Tapi sayangnya begitu melihat Apollo berlari ke arahnya, Daphne malah kabur. Padahal Apollo udah mengungkap identitas dirinya sebagai dewa, tapi itu gak membuat Daphne balik mendekat. Biasanya, semakin susah didapatkan, cowo akan semakin penasaran dan makin semangat buat mendapatkan targetnya, begitu juga dengan Apollo, semakin Daphne kabur, semakin ngebet dia mengejar Daphne, sampai Daphne engap kehabisan napas, dan dia pasrah. Daphne memohon ke dewi Gaia (dewi Bumi) untuk mengubah wujudnya. *enak banget kalau punya ‘penguasa’ yang bisa langsung ngabulin permintaan orang*
Permohonan Daphne dikabulkan. Tiba-tiba kedua kaki Daphne tidak bisa digerakkan, seperti mengakar di dalam tanah, dan perlahan tubuhnya mulai berubah menjadi kayu, dari kepalanya muncul ranting-ranting dan dedaunan. Daphne pun berubah menjadi pohon salam.
Apollo terkejut dan hampir gak percaya sama apa yang dia lihat, seandainya Apollo manusia biasa, mungkin bakalan 100% gak percaya. Dia benar-benar sedih melihat peri cantik incerannya berubah jadi pohon. Sejak saat itu, pohon salam yang katanya merupakan jelmaan Daphne dijadikan simbol buat dewa Apollo.

Apollo & Coronis
Dulunya, Apollo pernah punya pasangan namanya Coronis, dari hubungan mereka, lahirlah seorang anak, anak yang tangkas dan juga pemberani. Padahal Apollo itu sosok pria sempurna, tapi Coronis masih aja berpaling. Dia berselingkuh dengan seorang raja yang… aku lupa siapa namanya dan dari mana asalnya.
Coronis itu seorang manusia biasa, sementara Apollo adalah dewa. Apollo itu kan sibuk banget, jadi dia kadang gak bisa nemenin Coronis terus. Tapi Apollo juga gak mau hilang kontak sama Coronis, jadi Apollo menyuruh burung gagak putih peliharaannya buat memantau Coronis.
Suatu ketika, burung gagak putih itu memergoki Coronis sedang berselingkuh dengan lelaki lain. Burung gagak putih itu terus ngelapor ke Apollo. Apollo sih tadinya gak percaya. Dia marah besar waktu si gagak ngomong kalo Coronis udah menghianati dia. Karena Apollo marah besar, dia emosi kan, emosinya meledak-ledak ngalahin ledakan bom Bali II. Dalam keadaan yang penuh emosi, Apollo mengutuk burung gagak putih itu. Seketika burung gagak putih bulunya berubah jadi hitam legam.
Suatu ketika, pas Apollo lagi gak sibuk-sibuk amat, dia pergi menemui Coronis yang lagi hamil tua. Apalagi mumpung weekend, Apollo pingin weekend-an sama Coronis.
Tapi sampai di rumah Coronis, Apollo terkejut. Dia melihat pacarnya sedang ber-apa-apaan sama cowo lain. Apa-apaan apa nih?
Apollo marah besar, lebih marah dari yang kemarin. Tanpa pikir panjang, Apollo langsung membunuh cowo selingkuhan pacarnya itu. Gak tanggung-tanggung, pacarnya juga ikutan dibunuh, terus jasadnya dibakar. Tapi sebelum dibakar, anak yang masih dalam kandungan Coronis diambil sama Apollo.
Dan Apollo memberikan anak laki-laki itu ke salah satu Centaur (monster, tapi yang ini baik hati dan ramah lingkungan). Bayi itu diberi nama Asklepios, yang gedenya jadi dewa pengobatan, dapet dari gen ayahnya. By the way, simbolnya WHO ternyata diambil dari kisah mitologi Asklepios.

Apollo & Marpessa
Selain Daphne dan Coronis, ada lagi perempuan yang berhasil bikin hati Apollo hancur berkeping-keping. Namanya Marpessa. Marpessa itu tadinya mau nikahan sama pangeran bernama Idas. Tapi menjelang pernikahannya, Marpessa diculik sama Apollo. Apollo mungkin udah ngincer Marpessa dari jauh-jauh hari, tapi yang nikahin Marpessa malah orang lain.
Idas marah besar, dia lalu berusaha mengambil Marpessa dari Apollo. Dan berhasil. Marpessa akhirnya kembali lagi ke calon suaminya. Tapi Apollo juga gak mau ngalah gitu aja. Dia nyamperin Marpessa terus minta Marpessa ikut sama Apollo. Marpessa menolak Apollo mentah-mentah. Walaupun Apollo itu dewa, ganteng luar biasa, multi talent, tapi cinta Marpessa udah mentok ke Idas. Jadi Marpessa tetep pilih Idas.
Dan yah… apa mau dikata? Apollo harus berlegowo menerima kenyataan pahit itu.

Apollo & Cassandra
Cassandra, salah seorang putri dari raja Troya. Dia cantik banget, tapi gak terlalu mikirin cowo, jadi walaupun cantik, dia masih jomblo, makanya Apollo demen. Gilak! Settingannya udah kayak kebanyakan cowo muna jaman sekarang, udah gak perjaka tapi maunya dapet cewe yang masih perawan. Hahaha…
Suatu ketika, Apollo nembak Cassandra, dia menjanjikan kemampuan meramal buat Cassandra. Cassandra sih mau-mau aja dikasih kemampuan kayak begitu, siapa tau bisa buka usaha ramal-meramal.
Giliran udah dikasih kemampuan meramal, Apollo minta ber-anuanu sama Cassandra. Mungkin Apollo berpikir Cassandra mau menyerahkan dirinya begitu saja, tapi sepertinya realita hampir selalu gak sesuai sama ekspektasi. Cassandra menolak Apollo, mentah-mentah tentunya.
Apollo marah besar. Tapi bagaimanapun, kemampuan yang sudah diberikan ke Cassandra adalah janji Apollo, jadi Apollo tidak bisa menarik kata-katanya kembali.
Cassandra memang masih bisa meramal masa depan, dia termasuk peramal yang ramalannya gak pernah meleset, tapi karena Apollo kecewa dan sakit hati karena cintanya ditolak, Apollo lalu mengutuk Cassandra menjadi buta dan membuat semua orang tidak mempercayai ramalan Cassandra, sekalipun ramalan itu memang benar.
Jadi percuma juga, punya kemampuan meramal tapi gak ada yang percaya. Cassandra yang malang.


Apollo & Hyacinth (Legenda bunga Hyacinthus)
Dari sekian banyak wanita yang jadi inceran Apollo, ga ada satu pun dari mereka yang membahagiakan Apollo dengan kebahagiaan yang haqyqy.
Akhirnya Apollo capek nguber-nguber cewek terus. Apollo lalu mencoba hal baru.
Suatu ketika, Apollo jatuh cinta sama pemuda tampan bernama Hyacinth (Hyacinthus).
Di hari yang cerah, Apollo dan Hyacinth lagi asik pacaran. Eh engga deng, maksudnya lagi asik main lempar cakram berduaan doang.
Di tanah lapang yang sepi dan romantis, mereka berdua saling pamer kemampuan. Apollo mau pamer kemampuan melemparnya yang super cepat dan anti-meleset. Hyacinth mau pamer kemampuan menangkapnya yang hebat dan selalu tepat. Yah namanya juga masih masa-masa pacaran, apa-apa yang baik selalu diperlihatkan di permukaan.

Di tengah kegiatan asik romantis itu, datanglah Zephyr, dewa Angin Barat yang diam-diam ternyata juga demen sama Hyacinth. Zephyr cemburu berat melihat Hyacinth mesra-mesra bahagia sama Apollo. Zephyr pun berniat menjatuhkan reputasi Apollo di depan Hyacinth dengan meniup cakram Apollo biar meleset.


“Bro, tangkap nih!” Apollo kembali melempar cakramnya. Zephyr tak ingin melewatkan kesempatan itu. Zephyr sang dewa angin meniup cakram Apollo kuat-kuat.
Lemparan Apollo pun meleset mengenai kepala Hyacinth. Seketika Hyacinth roboh.
Darah segar mengucur dari kepalanya. Rerumputan hijau sekarang diselimuti oleh merah darah.
Apollo menyesal, dia merengkuh tubuh Hyacinth yang sudah tidak bernyawa ke dalam pelukannya. Sementara Zephyr penyebab kematian Hyacinth pergi melarikan diri. Mungkin pepatah “Lempar cakram sembunyi tangan” memang cocok buat Zephyr.
Apollo terus menangisi kematian Hyacinth, dan entah bagaimana prosesnya, tau-tau tubuh Hyacinth berubah menjadi bunga berwarna ungu yang kemudian bunga itu diberi nama bunga Hyacinth.
Begitulah kisah cinta-cintaannya Apollo the jones, the jomblo ngenes :’)


Sabar ya mas Apol :’)

No comments:

Post a Comment