Wednesday, November 7, 2018

Jatuh Cinta sama "Stars and Rabbit"


Berawal dari kak Franky Zacharya yang ngasih link video konser salah satu band indie folk Indonesia, aku jadi tau, lebih tepatnya baru tau kalau ternyata di Yogyakarta, telah lahir satu band folk yang mengagumkan.

Stars and Rabbit (photo by Hendriyanti)


STARS AND RABBIT, berhasil mencuri hatiku lewat lagunya, “Man Upon the Hill” yang langsung nyangkut dari pertama kali dengerin. Video live yang aku tonton waktu itu bikin aku merinding, ini beneran! Aku terpesona sama musik mereka, karakter vokal Elda yang khas, dan entah kenapa aku ngerasa ikut masuk ke dalam lagunya. Aku suka lagu-lagu yang ‘magis’ XD

Sejauh ini aku gak terlalu minat sama band-band folk lokal. Band indie folk Indonesia yang udah go international sekali pun, sebut aja Mocca, aku gak terlalu tertarik walaupun mereka emang keren banget, salut! Tapi sumpah, yang satu ini beda banget, langsung nancep!

Walaupun band ini dibentuk tahun 2011, tapi mereka baru rilis satu album di tahun 2015, judul albumnya “Constellation”, kamu bisa dapetin di official website Stars and Rabbit. Aku udah punya albumnya, dan tau engga? Aku benar-benar terkesan! ITU ALBUM UNIK BANGET!!!
Nanti kita bahas album Constellation nya ya.



Ternyata, walaupun masih indie, Stars and Rabbit udah go internasional loh! Di Inggris cukup banyak juga yang demen Stars and Rabbit, bahkan mereka sampai menggelar konser di Inggris dan Wales tahun 2016 lalu. Tahun 2017 Stars and Rabbit mengadakan tur ke beberapa negara di Asia kayak Jepang, Hongkong, Singapura, Malayasia, dan Cina.
Stars and Rabbit ini kan aselinya duo, terdiri dari sang vokalis Elda Suryani dan gitaris Adi Widodo, tapi buat memaksimalkan konser, mereka menggandeng beberapa anggota tambahan : Alam Segara (bassist), Andi Irfanto (drummer), dan Vicki Unggul (keyboardist). Oh iya, nama Didit Saad juga sering aku liat di beberapa artikel tentang Stars and Rabbit di internet, dan ternyata Didit Saad memang berperan penting dalam penggarapan album Constellation.

Berdasarkan hasil baca-baca, Elda ini ternyata dulu mantan vokalis band rock. Belum pernah dengerin Elda nyanyi rock sih, tapi aku yakin pasti keren juga. Kayaknya jiwa seni dalam diri Elda memang kentel banget. Semua lirik lagu Stars and Rabbit dia yang bikin, ide-idenya kreatif. Kata Elda, genre musiknya Stars and Rabbit itu “imaginary pop”, soalnya orang-orang yang dengerin lagu-lagu Stars and Rabbit bisa ikut kebawa ke dalam imajinasi lagu itu.
Sejak kenal Stars and Rabbit, Elda jadi salah satu musisi tanah air favoritku. Aku suka banget suara Elda yang unik dan berkarakter, udah gitu tiap bawain lagu total banget, penjiwaannya, aksi panggungnya, dan kemampuannya memainkan beberapa alat musik bikin aku makin cinta banget sama Elda. Eh tapi kadang di beberapa lagu aku jadi keinget Aurora Aksnes, penyanyi folk asal Norwegia yang juga punya karakter vokal unik.
Dan… oh iya, Stars and Rabbit ternyata pernah satu panggung sama Aurora. Aku liat di akun instagram Adi Widodo dia foto bareng sama Aurora di backstage.

Anyway, satu fakta unik lainnya dari Elda, dia sering banget nyeker waktu perform, katanya biar gak ribet.

Ngomongin soal albumnya lagi. Walaupun Stars and Rabbit baru merilis satu album setelah empat tahun terbentuk, tapi mereka bisa memuaskan para penggemarnya lewat album itu. Biasanya tiap ada rilisan album dari beberapa musisi atau band yang aku suka, gak semua lagu-lagunya nyangkut di telingaku, palingan cuma beberapa aja, tapi album Constellation-nya Stars and Rabbit ini 100% aku suka! Semua lagu di album ini gak ada yang aku ‘abaikan’. “Sesuatu yang hebat butuh waktu” itu memang benar.

CD album Constellation itu konsepnya kayak handmade dan 90% kayak dibuat dengan goresan tangan. Case CD nya unik, berbahan kertas tebal dan dibentuk kayak semacam amplop karena bukanya dari sisi belakang, gak kayak case-case umumnya yang dibuka dari depan. Terus judul albumnya ditulis di sisi-sisi samping case, dengan nama band di bagian depan case.
Booklet nya lebih mirip card dengan gambar-gambar (artwork) yang dibikin sama kak Nady Azhry, penulisan judul album “Constellation” dan tracklist-nya juga pakai tulisan tangan. Oh, dan gak cuma penulisan judul sama tracklist, tapi lirik lagu-lagunya juga pakai konsep handwriting, udah gitu dibikin kayak natural, ada coretan-coretan di beberapa kata yang keliatan kayak ‘salah tulis’. Keren banget, aku suka konsepnya. Terkesan natural tapi nilai seninya tetep ada, bahkan mungkin ‘seni’nya di konsep natural itu.

Constellation album (Stars and Rabbit official website)


Lagu di album ini ada 11 track, kalau biasa dengerin Stars and Rabbit versi live mungkin agak beda sama versi albumnya, soalnya di album ada beberapa lagu dengan aransemen yang berbeda, kalau di album ini musiknya full band.
Ah, pokoknya suka banget sama album Constellation. 10/10 !!

Stars and Rabbit ini memang selalu total setiap bikin karya. Dua video klipnya berhasil membuat aku makin cinta sama mereka. Video pertama untuk lagu “The House”!! Kesan pertama adalah mistis dan suram. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang udah ngerasa gak nyaman dengan rumahnya. Entah rumah yang dimaksud itu benar-benar rumah atau ‘rumah’ yang bukan arti sebenarnya. Ya karena Elda itu terlalu kreatif, lirik lagu-lagunya multitafsir, jadi agak susah juga buat ngertiin maksud lagunya. Atau mungkin otak aku aja yang kurang nyampe? Wkwkwk…

Video klip The House dibikin konsep hitam-putih. Nuansanya emang serem tapi kayak yang dalem banget gitu. Ada properti batu nisan, terus scene Adi Widodo terbang dengan diikat tali dan kepalanya ‘diganti’ pakai balon, terus kepalanya Adi ada di meja makan. Serem ya! Adegan terakhirnya Elda nyelem di air. Benar-benar konsep yang keren dan absurd. FYI, pembuatan video klip The House membutuhkan waktu sekitar 6 bulan.

Video klip ke dua, “Man Upon The Hill”. Lagu ini sering jadi lagu penutup di konser Stars and Rabbit. Sama kayak video klip sebelumnya, video ini juga disutradarai oleh Bona Palma. Dengan mengambil latar tempat di Sumba, video ini terlihat ‘Indonesia banget’ dan close to nature, menyuguhkan keindahan alam pulau Sumba. Kata Elda karena lagu Man Upon the Hill dibikin di alam terbuka jadi video klipnya juga di alam terbuka, lagi juga lirik lagunya emang berbau alam banget gitu sih.
Di video ini Elda dan Adi pakai pakaian adat Sumba, terus ada kesan mistis atau sakral-sakralnya gitu pas gambarnya diambil malam hari dengan background api unggun dan Elda yang menyanyi pakai pakaian adat, jadi kayak pagan-pagan gitu.
Video itu membawa pesan bahwa manusia dan alam saling terhubung.
Oh iya, selain konsepnya yang dekat dengan alam, dalam video ini juga ditampilkan visual art-visual art yang keren! Kreatif banget lah pokoknya!

foto by : Adimas Reynard


Ahahaha… udahan ah.
Makasih banget buat kak Franky yang udah menebar racun.

Dan aku menunggu karya-karya Stars and Rabbit selanjutnya. Sukses selalu!

Makasih juga yang udah mampir. See u next time ^_^