Saturday, December 8, 2018

Ego dalam Doa



Di dalam setiap doa selalu ada keinginan dan harapan yang dibuat oleh manusia. Selama kita masih hidup, harapan selalu ada. Kita menyampaikan harapan melalui doa kepada sesuatu yang kita percayai, apa pun itu.
Tapi doa bukan sekedar alat buat menyampaikan apa yang kita inginkan. Ternyata, ada fungsi lainnya juga.

Dulu, bapakku pernah bilang, “Ketika kamu berdoa jangan cuma minta-minta aja, tapi jangan lupa buat berterima kasih juga sama Sang Pencipta”.
This is it!! Berterima kasih alias bersyukur, adalah hal yang sebenarnya sangat penting kalau kita sadari. Makasih itu harusnya gak cuma di mulut doang, tapi harus ditanamkan juga dalam hati dan perilaku kita. Bersyukur, mengingat semua hal baik dalam hidup kita, maka kita akan tau, bahwa bahagia itu sebenernya kita udah punya, cuman kadang gak dirasain aja. Dengan bersyukur, kita bisa lebih bisa merasakan kebahagiaan itu, dan berkurang lah hal-hal negatif dalam hati dan pikiran kita.
Lebih banyak bersyukur, lebih mudah buat kita tetep berpikir positif dan menikmati hidup.

Selain mengutarakan keinginan dan berterima kasih, penting untuk selalu ‘introspeksi diri’ dalam setiap doa, atau yang biasa kita sebut sebagai “minta ampunan”. Baiknya minta ampunan itu gak cuma diucapin aja, ya walaupun kita kadang gak nyadar kesalahan-kesalahan apa aja yang udah kita perbuat di hari itu. Di sini lah pentingnya kesadaran diri.

Kenapa kalau berdoa disarankan dalam kondisi yang tenang dan hening?
Karena di kondisi itu lah kita bisa lebih mudah menenangkan dan menjernihkan pikiran, dengan begitu diharapkan kesadaran akan lebih meningkat.

Jangan berpikir bahwa cuma Tuhan yang tau apa kesalahan kita, tapi kita juga harusnya mengingat dan memikirkan apa aja kesalahan yang udah kita lakukan terutama ke orang lain.
Semisal, di hari itu, kita mengucapkan sesuatu yang sekiranya menyinggung perasaan orang lain, apa kah yang seperti itu cuma jadi urusan Tuhan dan cuma Tuhan yang berhak mengetahuinya?
Enggak gitu kan?
Lalu setelah mengetahui bahwa kita bersalah, apa cukup dengan minta ampun doang ke Tuhan? Aku kira orang-orang yang terbiasa bercermin dalam doa mereka lebih memahaminya.

Banyak orang percaya bahwa Tuhan akan mengabulkan doa kita dengan cara-Nya sendiri dan di waktu yang tepat. Seperti kalimat “Semua sudah diatur oleh Tuhan”, misalnya.
Kalau semua sudah diatur oleh Tuhan, terus buat apa kita berdoa minta ini dan itu? Udah gitu kadang kita mintanya cepet-cepet. “Ya Tuhan, aku ingin segera mendapatkan jodoh”, “Ya Tuhan, semoga kami cepat dapat momongan”, “Ya Tuhan, semoga penderitaan ini cepat berakhir”, dlsb. Itu jadi kayak gak sabaran gitu, ya gak sih? XD
Katanya 100% percaya sama Tuhan? Katanya pasrah dan menyerahkan semuanya ke Tuhan? Kalau udah percaya Tuhan bakal ngasih di waktu yang tepat, ya udah sih gak usah minta cepet-cepet.
Mungkin gak semua orang kayak gitu, tapi banyak yang begitu.
Kemudian muncul dalam pikiranku…
Apakah masih ada ego dalam doa kita?
“Aku yakin Tuhan akan mengabulkan doaku di waktu yang tepat, tapi plis lah jangan lama-lama”. Wkwkwkwk…

Lalu bagaimana dengan doa “Semoga cepat sembuh”?
Ntah lah. Aku sendiri juga kurang paham. Semua orang sakit pasti menginginkan kesembuhan, semua orang sehat pasti gak pingin sakit, kecuali anak sekolah atau karyawan yang pengen banget libur tapi gak punya alasan lain selain harus sakit. Hahaha…
Ucapan “Semoga cepat sembuh” atau disingkat “GWS” menunjukkan suatu harapan akan perubahan dari suatu penderitaan ke kondisi terlepas dari penderitaan. Setidaknya, kalau orang sakit mendengar ucapan harapan itu, dia akan punya semangat dan berpikir positif bahwa dirinya akan segera pulih kembali. Ungkapan “GWS” juga merupakan wujud simpati kita terhadap orang lain yang sedang sakit.


Aku kembali bertanya…
Apakah ego dalam doa kita itu menunjukkan bahwa kita gak 100% percaya dan pasrah kepada sesuatu yang kita yakini?

Semisal, kita berdoa menginginkan rencana berjalan sesuai kehendak kita, tapi kenyataannya berbeda. Jika reaksi kita adalah marah dan kecewa kemungkinan masih ada ego dalam doa kita, ujung-ujungnya menyalahkan Tuhan yang gak mengabulkan doa kita, lebih jauh lagi kita menyalahkan diri sendiri, menganggap diri sendiri masih banyak dosa sehingga Tuhan belum mau mengabulkan doa kita. Itu bisa berdampak buruk buat kesehatan mental.
Tapi, jika reaksi kita positif, yaitu menerima apa pun yang terjadi, berarti kita memang 100% percaya kepada sesuatu yang kita yakini. Gak menyalahkan Tuhan dan diri sendiri atau keadaan.
Let it be aja lah.

Ya udah deh gitu aja. Makasih ya udah baca. See you~

Wednesday, November 7, 2018

Jatuh Cinta sama "Stars and Rabbit"


Berawal dari kak Franky Zacharya yang ngasih link video konser salah satu band indie folk Indonesia, aku jadi tau, lebih tepatnya baru tau kalau ternyata di Yogyakarta, telah lahir satu band folk yang mengagumkan.

Stars and Rabbit (photo by Hendriyanti)


STARS AND RABBIT, berhasil mencuri hatiku lewat lagunya, “Man Upon the Hill” yang langsung nyangkut dari pertama kali dengerin. Video live yang aku tonton waktu itu bikin aku merinding, ini beneran! Aku terpesona sama musik mereka, karakter vokal Elda yang khas, dan entah kenapa aku ngerasa ikut masuk ke dalam lagunya. Aku suka lagu-lagu yang ‘magis’ XD

Sejauh ini aku gak terlalu minat sama band-band folk lokal. Band indie folk Indonesia yang udah go international sekali pun, sebut aja Mocca, aku gak terlalu tertarik walaupun mereka emang keren banget, salut! Tapi sumpah, yang satu ini beda banget, langsung nancep!

Walaupun band ini dibentuk tahun 2011, tapi mereka baru rilis satu album di tahun 2015, judul albumnya “Constellation”, kamu bisa dapetin di official website Stars and Rabbit. Aku udah punya albumnya, dan tau engga? Aku benar-benar terkesan! ITU ALBUM UNIK BANGET!!!
Nanti kita bahas album Constellation nya ya.



Ternyata, walaupun masih indie, Stars and Rabbit udah go internasional loh! Di Inggris cukup banyak juga yang demen Stars and Rabbit, bahkan mereka sampai menggelar konser di Inggris dan Wales tahun 2016 lalu. Tahun 2017 Stars and Rabbit mengadakan tur ke beberapa negara di Asia kayak Jepang, Hongkong, Singapura, Malayasia, dan Cina.
Stars and Rabbit ini kan aselinya duo, terdiri dari sang vokalis Elda Suryani dan gitaris Adi Widodo, tapi buat memaksimalkan konser, mereka menggandeng beberapa anggota tambahan : Alam Segara (bassist), Andi Irfanto (drummer), dan Vicki Unggul (keyboardist). Oh iya, nama Didit Saad juga sering aku liat di beberapa artikel tentang Stars and Rabbit di internet, dan ternyata Didit Saad memang berperan penting dalam penggarapan album Constellation.

Berdasarkan hasil baca-baca, Elda ini ternyata dulu mantan vokalis band rock. Belum pernah dengerin Elda nyanyi rock sih, tapi aku yakin pasti keren juga. Kayaknya jiwa seni dalam diri Elda memang kentel banget. Semua lirik lagu Stars and Rabbit dia yang bikin, ide-idenya kreatif. Kata Elda, genre musiknya Stars and Rabbit itu “imaginary pop”, soalnya orang-orang yang dengerin lagu-lagu Stars and Rabbit bisa ikut kebawa ke dalam imajinasi lagu itu.
Sejak kenal Stars and Rabbit, Elda jadi salah satu musisi tanah air favoritku. Aku suka banget suara Elda yang unik dan berkarakter, udah gitu tiap bawain lagu total banget, penjiwaannya, aksi panggungnya, dan kemampuannya memainkan beberapa alat musik bikin aku makin cinta banget sama Elda. Eh tapi kadang di beberapa lagu aku jadi keinget Aurora Aksnes, penyanyi folk asal Norwegia yang juga punya karakter vokal unik.
Dan… oh iya, Stars and Rabbit ternyata pernah satu panggung sama Aurora. Aku liat di akun instagram Adi Widodo dia foto bareng sama Aurora di backstage.

Anyway, satu fakta unik lainnya dari Elda, dia sering banget nyeker waktu perform, katanya biar gak ribet.

Ngomongin soal albumnya lagi. Walaupun Stars and Rabbit baru merilis satu album setelah empat tahun terbentuk, tapi mereka bisa memuaskan para penggemarnya lewat album itu. Biasanya tiap ada rilisan album dari beberapa musisi atau band yang aku suka, gak semua lagu-lagunya nyangkut di telingaku, palingan cuma beberapa aja, tapi album Constellation-nya Stars and Rabbit ini 100% aku suka! Semua lagu di album ini gak ada yang aku ‘abaikan’. “Sesuatu yang hebat butuh waktu” itu memang benar.

CD album Constellation itu konsepnya kayak handmade dan 90% kayak dibuat dengan goresan tangan. Case CD nya unik, berbahan kertas tebal dan dibentuk kayak semacam amplop karena bukanya dari sisi belakang, gak kayak case-case umumnya yang dibuka dari depan. Terus judul albumnya ditulis di sisi-sisi samping case, dengan nama band di bagian depan case.
Booklet nya lebih mirip card dengan gambar-gambar (artwork) yang dibikin sama kak Nady Azhry, penulisan judul album “Constellation” dan tracklist-nya juga pakai tulisan tangan. Oh, dan gak cuma penulisan judul sama tracklist, tapi lirik lagu-lagunya juga pakai konsep handwriting, udah gitu dibikin kayak natural, ada coretan-coretan di beberapa kata yang keliatan kayak ‘salah tulis’. Keren banget, aku suka konsepnya. Terkesan natural tapi nilai seninya tetep ada, bahkan mungkin ‘seni’nya di konsep natural itu.

Constellation album (Stars and Rabbit official website)


Lagu di album ini ada 11 track, kalau biasa dengerin Stars and Rabbit versi live mungkin agak beda sama versi albumnya, soalnya di album ada beberapa lagu dengan aransemen yang berbeda, kalau di album ini musiknya full band.
Ah, pokoknya suka banget sama album Constellation. 10/10 !!

Stars and Rabbit ini memang selalu total setiap bikin karya. Dua video klipnya berhasil membuat aku makin cinta sama mereka. Video pertama untuk lagu “The House”!! Kesan pertama adalah mistis dan suram. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang udah ngerasa gak nyaman dengan rumahnya. Entah rumah yang dimaksud itu benar-benar rumah atau ‘rumah’ yang bukan arti sebenarnya. Ya karena Elda itu terlalu kreatif, lirik lagu-lagunya multitafsir, jadi agak susah juga buat ngertiin maksud lagunya. Atau mungkin otak aku aja yang kurang nyampe? Wkwkwk…

Video klip The House dibikin konsep hitam-putih. Nuansanya emang serem tapi kayak yang dalem banget gitu. Ada properti batu nisan, terus scene Adi Widodo terbang dengan diikat tali dan kepalanya ‘diganti’ pakai balon, terus kepalanya Adi ada di meja makan. Serem ya! Adegan terakhirnya Elda nyelem di air. Benar-benar konsep yang keren dan absurd. FYI, pembuatan video klip The House membutuhkan waktu sekitar 6 bulan.

Video klip ke dua, “Man Upon The Hill”. Lagu ini sering jadi lagu penutup di konser Stars and Rabbit. Sama kayak video klip sebelumnya, video ini juga disutradarai oleh Bona Palma. Dengan mengambil latar tempat di Sumba, video ini terlihat ‘Indonesia banget’ dan close to nature, menyuguhkan keindahan alam pulau Sumba. Kata Elda karena lagu Man Upon the Hill dibikin di alam terbuka jadi video klipnya juga di alam terbuka, lagi juga lirik lagunya emang berbau alam banget gitu sih.
Di video ini Elda dan Adi pakai pakaian adat Sumba, terus ada kesan mistis atau sakral-sakralnya gitu pas gambarnya diambil malam hari dengan background api unggun dan Elda yang menyanyi pakai pakaian adat, jadi kayak pagan-pagan gitu.
Video itu membawa pesan bahwa manusia dan alam saling terhubung.
Oh iya, selain konsepnya yang dekat dengan alam, dalam video ini juga ditampilkan visual art-visual art yang keren! Kreatif banget lah pokoknya!

foto by : Adimas Reynard


Ahahaha… udahan ah.
Makasih banget buat kak Franky yang udah menebar racun.

Dan aku menunggu karya-karya Stars and Rabbit selanjutnya. Sukses selalu!

Makasih juga yang udah mampir. See u next time ^_^

Wednesday, October 31, 2018

Kerudung, Atribut Agama atau Budaya ?


Kita pasti udah sering mendengar pernyataan bahwa kerudung adalah identitas muslimah, itu yang membedakan wanita muslim dengan wanita non-muslim. Sementara di pihak lain ada yang menyatakan bahwa kerudung adalah budaya Timur Tengah, bukan identitas suatu agama.
Terus yang bener yang mana nih?
Hmmm~ aku sih gak bermaksud mencari pembenaran atau kebenaran ya, di sini aku cuma mau meninjau dan mengetahui sedikit lebih jauh tentang kerudung.

Kerudung, atau penutup kepala, atau khimaar, itu sebenarnya udah ada dari jaman dulu banget sebelum munculnya peradaban islam. Bahkan, kerudung juga ada dalam agama-agama lain.
Dalam kepercayaan Yahudi modern, wanita yang memakai kerudung itu sebagai simbol bahwa wanita tersebut sudah menikah, selain itu kerudung yang mereka kenakan juga merupakan bentuk kesopanan, kerendahan hati, dan ketaatan kepada Tuhan.
kerudung khas Yahudi

Lukisan wanita Yahudi di hari Sabbath (art by : Boris Dubrov)



Wanita Yahudi Morocco tahun 1880


Wanita Yahudi kuno juga memakai penutup kepala yang biasa disebut “tzniut”. Bentuknya begini :
Wanita-wanita Yahudi diwajibkan memakai kerudung setiap berdoa di Sinagog dan setiap kali ada acara-acara keagamaan.
Dulu sih aku pernah nemu postingan tentang pemakaian kerudung dan niqab di Yahudi kuno, itu pakaiannya persis banget kayak wanita-wanita muslim bercadar yang sering kita lihat di Indonesia sekarang. Sayangnya aku lupa itu nemu di mana dulu. Dicari lagi sampai sekarang belum nemu linknya. Nanti kalau ada yang nemu tolong kasih tau ya.

Nah, kalau di agama Kristen, wanita-wanitanya juga sebenernya dulu pakai kerudung. Apalagi Kristen Ortodox ya, kerudungnya rapet, identik dengan warna hitam juga, hampir mirip sama niqab-niqab yang dipakai muslimah.
Aku pernah tanya ke salah satu temanku yang Kristen, sebut saja namanya Ester *nama aselinya memang Ester* tentang pemakaian kerudung oleh wanita Kristen, dia juga membenarkan itu, bunda Maria juga pakai kerudung, cuman karena pengaruh lingkungan dan perubahan zaman, kebiasaan itu semakin hilang di kalangan jemaat Kristen.

The Nun. hehehe...

jemaat Kristen Orthodox di Rusia



Mengenai kerudung dalam kepercayaan Islam, Islam mengutip 2 ayat Al-Quran yang mengatakan tentang menutup bagian tubuh wanita.
Seperti di dalam QS 24 (An-Nur) ayat 31, Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putra-putra suadara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki,  atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supya kamu beruntung”.

Ada lagi nih, di QS 33 (Al-Ahzab) ayat 59 : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin : “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang”.

Menurut sejarahnya, jauh sebelum agama Islam muncul, wanita-wanita di tanah Arab memang sering memakai tudung atau penutup kepala, bahkan laki-laki di Arab juga pakai penutup kepala kan?
Tapi, waktu itu, wanita non-muslim di Arab memakai kerudung yang diikat bagian belakangnya aja, jadi bagian leher dan dada gak tertutup kain kerudung. Buat membedakan identitas sebagai muslim dan non-muslim, wanita-wanita Islam masih tetap memakai pakaian khas Arab dengan kerudung, tapi bedanya, kerudung muslimah itu menutup bagian leher dan dada juga, jadi mereka mudah dikenali. Mungkin ini landasan dari argumen “kerudung sebagai identitas muslimah”, karena mungkin cara pakainya berbeda sama cara pakai kerudungnya non-muslimah di tanah Arab waktu itu.

Di jaman awal kemunculan Islam, Islam kan masih jadi minoritas di sana, dan mereka (orang-orang islam) dijadikan budak oleh orang-orang non-islam dan diperlakukan semena-mena, termasuk suka digangguin kalau di luar rumah. (itu menurut cerita-cerita yang biasa disampaikan di bangku sekolahku dulu).
Terus, di jaman dulu, kebanyakan rumah-rumah di Arab itu gak ada fasilitas jamban alias toilet, jadi, kalau mau buang hajat, mereka musti keluar rumah. Berhubung para wanita muslim suka digangguin, maka diperintahkanlah mereka memakai kerudung yang menutup tubuh biar terlindung dari gangguan luar.

Menurut sebab turunnya ayat, waktu itu, salah satu isteri Rosul yang bernama Saudah lagi buang hajat di jamban umum yang tentunya outdoor. Mak Saudah ini bentukannya tinggi gede, khas emak-emak Arab, jadi walaupun beliau lagi nongkrong, badannya masih bisa keliatan dari celah semak-semak atau penghalangnya. Suatu ketika, salah seorang sahabat Muhammad (lupa siapa, pokoknya 1 dari 4 sahabat nabi) melihat Saudah sedang buang hajat, terus sang sahabat merasa risih, dan abis itu laporan ke Muhammad. Maka turunlah ayat tentang perintah menutup tubuh itu.
Jadi ayat itu turun karena dulunya rumah-rumah di Arab tempat Muhammad tinggal belum ada fasilitas toiletnya. Gitu gengs~ (CMIIW ya, maklum masih belajar juga).

Ada banyak pendapat yang mengatakan bahwa lahirnya kebudayaan hijab itu dikarenakan faktor geografis. Yahudi, Kristen, dan Islam, adalah 3 agama Abrahamik yang lahir di wilayah Timur Tengah, di mana wilayah itu sebagian besar berupa padang pasir.
Pakaian yang full cover seperti itu memang cocok dipakai buat penghuni di wilayah berpadang pasir buat melindungi kulit tubuh dan rambut mereka. Semisal lagi jalan trus tau-tau ada angin, pasirnya kebawa angin, mereka bisa dengan sigap (atau mungkin reflek) menutup bagian wajahnya biar gak kena pasir, biar matanya gak kelilipan.
Terus, kalau malam hari itu kan wilayah padang pasir suhunya bisa dingin banget yak, jadi pakaian full cover begitu juga lumayan bisa buat anget-anget kalau pas malem.
Masuk akal kan?
Coba kalau pakaian full cover seperti Niqab itu dipakai buat pakaian sehari-hari wanita Indonesia, wah… mana betah. Pasti gerah bet.
Eh, tapi nyatanya banyak sih sekarang wanita Indonesia yang berniqab. Yaudalah gak apa-apa sih, asal gak mengganggu ketertiban dunia dan gak meledakkan diri di tempat umum aja.

Berdasarkan hasil jalan-jalanku di internet, aku melihat, hijab ini sudah mulai berkembang lebih pesat. Bukan cuma di kalangan Islam aja, tapi agama Kristen juga sepertinya mulai ‘menghidupkan’ kembali tradisi pakaian wanita Kristen untuk kepentingan ibadah.
Seperti salah satu tulisan yang aku temukan di situs http://dissidentvoice.org , yang memuat tulisan seorang dokter sekaligus penulis sejarah peradaban Timur Tengah kuno, bernama Dr. Ashraf Ezzat. Selain menulis sejarah Timur Tengah, beliau juga suka menulis tentang sejarah peradaban Mesir kuno, perbandingan agama, dan politik khususnya konflik Arab-Israel.
Dalam tulisannya berjudul “Hijab : The Politics and History behind the Veil” (Hijab : Politik dan Sejarah di balik Kerudung), Dr. Ashraf Ezzat menyampaikan bahwa semakin hari, wanita-wanita Arab semakin banyak yang mengenakan hijab, setelah beberapa dekade sebelumnya pengguna hijab berjumlah lebih sedikit. Sekarang, di Arab, wanita-wanita Kristen pun memakai hijab.
Bukan untuk keperluan ‘pembeda identitas’ seperti yang dituliskan dalam Al-Quran, tapi lebih sebagai sikap kesopanan dalam berpakaian dan ketaatan dalam beragama.
Menurut beliau, ini ada kaitannya dengan tujuan politik. Tapi di sini aku gak mau bahas itu karena nanti bisa lebih panjang ya. Kalau kamu penasaran dan mau tau lebih jauh tentang tulisan Dr. Ashraf itu, kamu bisa membacanya sendiri DI SINI.

Terus nih, aku juga nemu tulisan di redaksiindonesia.com yang ditulis oleh seorang profesor antropologi budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals –Arab Saudi, bapak Sumanto Al-Qurtuby, dengan judul “Kerudung Perempuan Arab Kristen di Irak”.
Dalam tulisannya itu, wanita-wanita Kristen di Irak memakai kerudung di setiap kegiatan yang digelar di gereja. Mereka juga membaca Injil berbahasa Arab.
Satu lagi yang aku nemu tentang hijab dalam Kristen. Sebuah buku yang aku pingin banget bisa punya dan membacanya, berjudul “Head Covering : A Forgotten Christian Practice for Modern Times” karya Jeremy Gardiner yang diterbitkan tahun 2016.
Dalam buku itu, intinya, sang penulis mengajak para wanita Kristen untuk menghidupkan kembali budaya atau kebiasaan dalam agamanya yang saat ini sudah terlupakan.
Padahal sudah sekitar 1900 tahunan, kebiasaan memakai kerudung oleh para wanita Kristen itu dilakukan, tapi seiring perubahan jaman dan pengaruh kebudayaan Eropa, kebiasaan itu jadi hilang.
Buku ini juga digunakan sebagai referensi di tulisan Wikipedia dengan judul “Christian Headcovering”, kamu bisa tau lebih jauh tentang sejarah kerudung dalam Kristen di situ.



Kalau dipikir-pikir, mungkin dengan melekatnya stigma “kerudung sebagai identitas muslimah” itu juga bikin wanita-wanita Kristen perlahan jadi menghilangkan kebiasaan memakai kerudung.
You know lah ya, sejak penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh kaum muslim di berbagai negara Eropa dan negara-negara minim muslim lainnya, muslim jadi dipandang sebelah mata, dianggap penyebar terror, penuh ancaman.
Ehm, padahal kalau baca-baca sejarah ya emang gitu sih, muslim sering melakukan penyerangan-penyerangan. Aku gak menyangkal, karena itu memang terjadi. Entah apapun alasannya, tapi ancaman dan terror bom atau bentuk penyerangan-penyerangan yang dilakukan kaum muslim itu udah bikin banyak orang jadi paranoid atau bahkan menghindari kaum muslim.
Makanya kan dulu kita sering dengar berita tentang muslim/muslimah yang dikucilkan di wilayah mayoritas non-muslim, ya karena bagi mereka, kaum muslim itu menakutkan.
Mungkin karena alasan itu lah, wanita-wanita Kristen gak mau pakai kerudung karena nanti bisa dikira sebagai wanita muslim.

Terakhir nih, kalau someday kamu nemu postingan dengan gambar wanita berkerudung yang bawa salib atau memakai salib dan dikasih judul “Astaghfirullah!! Wanita-wanita berkerudung ini membaca Al-Quran di Gereja” terus isi postingannya bilang kalau wanita-wanita itu adalah Kristen yang menyamar untuk memfitnah atau menistakan islam, itu kamu jangan langsung percaya gitu aja!! Dulu ada tuh postingan yang kayak begitu, terus disebarluaskan tanpa mengkaji lebih jauh.
Ketahui lebih jauh setiap postingan yang sekiranya memprovokasi, telusuri dengan rinci, jangan mau jadi korban adu domba dengan menelan berita secara mentah-mentah. Termasuk baca postingan-postingan blog aku, walaupun gak penting tapi perlu ditelusuri juga kebenarannya. Siapa tau yang punya blog ini ternyata antek PKI yang menyamar menjadi wibu dengan tujuan memecah belah bangsa, ya kan? *gak segitunya sih*

Sekarang kita udah tau kan, kalau wanita-wanita Kristen dan Yahudi juga memakai kerudung. Dan mereka membaca kitab-kitabnya bisa dengan menggunakan bahasa setempat. Semisal Kristen Arab baca Injil pakai bahasa Arab ya itu udah pasti, karena mereka orang Arab dan tinggalnya di Arab. Ingat, tulisan yang pakainya tulisan Arab itu bukan cuma Al-Quran doang. Torah dan Alkitab pun bisa ditulis dengan tulisan Arab. Bahkan, sepatu edisi Ramadhan keluaran Nike juga ada tulisan Arabnya.
Hahaha…
Makasih ya udah mampir. Maaf kalau ada salah-salah kata.
Silahkan tinggalkan komentar kalau berkenan.

Monday, October 29, 2018

Interview Eluveitie Brasil bersama ALAIN ACKERMANN (translitan Bahasa Indonesia)


Bahagia dan sungguh tidak menyangka!! Hahaha… ini gak penting bangeti sih emang, tapi kadang kebahagiaan gak harus selalu tentang yang penting-penting. *eaks~*
Sekitar awal April lalu, kalau gak salah tanggal 1, aku dapet inbox dari salah satu Webmiss Eluveitie Brasil, dia bilang sebentar lagi Eluveitie Brasil mau bikin interview sama salah satu member Eluveitie, dan kebetulan si member ini aku paling demen, dia adalah…
*sound efek yang bunyinya jengjengjeng*

-

foto by : Sic Truth Art


-

ALAIN ACKERMANN!!!

Bagi yang belum kenal, sini aku kenalin! Jadi, si mas Alain Ackermann ini drummer barunya Eluveitie yang gantiin posisi Merlin, dia join sebagai member magang dari tahun 2016. Sekarang dia udah diangkat jadi member tetap.
Terus Eluveitie itu jajanan apa? Eluveitie itu band folk-metal dari Swiss yang keren badass menakjubkan, gak ada duanya, ya karena Eluveitie ini memang cuma satu di dunia.
Haha…
Mungkin mengetahui interview salah satu idola itu agak biasa ya, tapi ini beda, yang bikin aku gak bisa biasa aja itu karena…

Webmiss Eluveitie Brasil menawarkan ke aku buat ikut ngasih pertanyaan ke Alain!! Pertanyaan apapun!! Bebas!! Aaaaaaaaaaaakkkk~
Gak nyangka banget! Kok bisa ya?

Ternyata eh ternyata, si mbak webmiss Eluv-Brasil itu pernah baca postingan blogku tentang Alain dan melihat hasil gambar Alain yang pernah aku bikin. Walaupun isi postinganku pakai bahasa Indonesia dan dia gak ngerti, tapi dia tau maksud dari postinganku itu.
Trus trus udah gitu gambar Alain bikinan aku diapresiasi juga sama si embak. Senangnyaaaah~ >////<  *lovelovelove*
Alain fanart by me. ini dulu sempet dikomen dan diapresiasi juga sama Alin langsung. aku jadi sesek napas.

Satu bulan kemudian setelah inbox itu, interviewnya diposting di website Eluveitie Brasil. Aku baca versi bahasa Inggrisnya, dan aku minta ijin ke mbak webmiss buat mentranslit interview itu ke bahasa Indonesia, terus dibolehin, dan baiknya lagi, si embak malah nawarin file aslinya, katanya biar lebih gampang diterjemahin gitu. Ya ampuuunn baik sumpah, baik bangeeettt~ *mau pingsan*

Aku waktu itu sempet panik-panik gimana gitu, bingung mau ngasih pertanyaan apa ke Alain. Mau nanya soal drum, aku gak ngerti, dan karena dia drummer ya pertanyaan pokoknya pasti tentang nge-drum. Aku maunya tuh pertanyaan di luar dunia drum. Di luar nalar juga boleh lah!
Terus nanya apa? Masa mau nanya “udah makan belom?” nanti dikira sok perhatian.
Kalau nanya “kapan nikah?” kayaknya lebih cocok buat diri sendiri. Haduuuhh… nanya apa dong?

Setelah merapal mantera, akhirnya aku berhasil menemukan pertanyaan yang gak penting. Ini memang gak penting, gak penting banget sumpah! Acar nasi goreng aja lebih berfaedah. Ini mah… aduuuhh… XD
Tapi ternyata, pertanyaan itu beneran ditanyain ke Alain! Gak nyangka aku tu.
Dan setelah liat pertanyaan lainnya, ternyata ada yang sama-sama gak penting juga. Hahaha…
Mau tau apa pertanyaanku yang gak penting itu? Nanti dibaca aja ya interview poin 11. *gak penting*

Interview ini udah aku translit ke dalam bahasa Indonesia yang tidak begitu baik dan tidak begitu benar, yang penting kita paham maksudnya ya. hahahaha….

This is it!! Interview Eluveitie Brasil bersama Alain Ackermann!! 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Ketikan normal : Eluveitie Brasil
Ketikan tebel : Alain

Pertanyaan  01
Eluv-Brasil : Kayaknya lebih enak kita mulai interview ini dengan pertanyaan tentang latarbelakang kamu dan awal mula kamu nge-drum ya. Siapa sih, drummer atau musisi yang menginspirasi kamu buat mulai ngedrum sampai sekarang?
Alain :          (basa-basi dulu) Pertama-tama, makasih banyak ya udah mau interview aku, aku seneng banget.
Aku bukan berasal dari keluarga musisi beneran. Ayahku suka mendengarkan banyak musik, mulai dari Status Quo, Black Sabbath, Mark Knopfler. Pertama kali aku nyoba ngedrum itu aku pakai tutup panci (panci kredit belum lunas udah penyok *gak!*). Umur 7 tahun aku mulai belajar main drum beneran. Waktu aku masih umur 12 tahun, guru drumku ngasihliat video Thomas Lang yang benar-benar mengubah hidupku. Aku jadi pingin bisa main drum sehebat dia. Sama kayak orang-orang seumuranku, aku juga terpengaruh sama Slipknot. Aku juga pernah membicarakan tentang Joey Jordison di sekolah. Dan pastinya, orang-orang yang berpengaruh bagiku tiap tahunnya berubah. Selama aku jadi drummer, Chris Coleman, Matt Garstka dari Animals as Leaders sangat menginspirasiku, tapi Eric Moore sama Nate Smith juga. (sebutin aja semua yang lo kenal). Ada banyak banget musisi-musisi hebat.

Pertanyaan 02
Eluv-Brasil : Berbicara soal gaya dan identitas, gimana sih, proses belajar pembentukan teknik nge-drum, meningkatkan kemampuan yang kamu punya, khususnya gimana cara kamu membentuk gaya nge-drum kamu sendiri? Kita udah pernah liat kamu memainkan beberapa gaya di luar style folk metal atau heavy metal, contohnya kayak musik pop. Apa menurut kamu, belajar memainkan berbagai jenis musik yang berbeda itu lah yang membentuk style bermain drum kamu sendiri?
Alain :          Aku itu orangnya suka penasaran dan suka menemukan hal-hal menarik dari sesuatu. Ada banyak musisi, seniman, atau band-band yang hebat, kenapa musti dibatasin dalam satu gaya? Ya gak sih? (iya sih, tapi biasanya kebanyakan gaya suka gak tentram hidupnya). Waktu aku umur 16 tahun, aku pingin menjadikan passion-ku sebagai pekerjaan setelah lulus sekolah. Khususnya di awal-awal aku mulai menerima tawaran pekerjaan (sebagai drummer). Jadi aku main di berbagai band dengan gaya yang berbeda buat mendapatkan bayaran. Dan itu lah yang membentuk gaya ngedrum aku.

Pertanyaan 03
Eluv-Brasil : Pertama kali kamu join di Eluveitie sebagai drummer, aku yakin kamu pasti melewati beberapa tantangan, khususnya tentang setlist buat manggung, terus, gimana cara kamu “belajar” memulai lagu-lagu sampai hapal (atau sebelumnya kamu emang udah hapal lagu-lagu Eluveitie?) Mungkin kamu gak punya banyak waktu buat mempelajari lagu-lagu mereka. Ceritain dong gimana prosesnya! (proses dengerin lagu pakai telinga juga disebut sebagai proses kan?)
Alain :          Aku punya album Eluveitie dua biji di rumah, cuman aku jarang dengerin lagu-lagunya. Sejak aku belajar sama Rafael dan pernah beberapa kali belajar sama Anna juga di studio, aku udah tau Eluveitie itu kayak apa. Sejak itu aku yakin bahwa aku bisa bermain sebagai member pendukung di Eluveitie sampai konser pertama, itu sekitar 2 sampai 3 mingguan. Selama itu aku belajar lagu-lagu Eluveitie dan sebelum konser kita biasa latihan di akhir pekan. Dan ya, bener banget! Di awal aku bener-bener ngerasa nerves soalnya kita semua masih ngrasa agak gelisah (maklum Eluveitie baru kehilangan 3 member dan itu konser pertama mereka bareng 3 member magang). Sekarang stelah hampir 2 tahun, aku memainkan lagu-lagu Eluveitie dengan cara berbeda, aku selalu pingin ngasih improve dan itu memungkinkan aku buat melakukan perubahan kecil dari waktu ke waktu.

Pertanyaan 04
Eluv-Brasil : Di video perkenalanmu sama Eluveitie, kamu menyebutkan bahwa ada beberapa masalah di awal, dan cukup banyak orang yang gak setuju kamu jadi drummer dan musisi profesional, tapi nyatanya kamu masih gabung. Seperti apa sih rasanya, jadi bagian dari Eluveitie sampai saat ini? Apakah kamu udah merasa puas bahkan di usiamu yang masih muda banget? Well, kita tau kamu udah pernah memenangkan beberapa penghargaan, tapi masih ada sesuatu yang ingin kamu lakukan dalam bermusik. Mungkin bikin projek sama musisi lain, workshop tour, ngajar musik, atau kamu sekarang udah bener-bener puas sebagai musisi secara profesi dan finansial?
Alain :          Ketika aku memutuskan buat berprofesi sebagai pemain drum, banyak orang yang bilang itu gak mungkin. Di Swiss, kamu gak akan bener-bener ‘dipakai’ sebagai musisi. Awalnya aku memang gak mendapatkan bayaran apapun, tapi bagi aku, gak ada yang lebih baik selain berlatih setiap hari. Terus aku mulai melakukan pekerjaan sebagai drummer dan semakin hari tawaran pekerjaan sebagai drummer semakin banyak, sampai akhirnya aku bisa tampil di hadapan 50 ribu orang. Itu gak mudah. Ada banyak hal yang ingin aku lakukan dan aku masih jauh dari pencapaian tujuanku. Tapi sekarang aku bisa hidup dari bermain drum, dan itu hal yang paling keren.
Aku sering mengajar di antara waktu konser dan tur, dan juga merasa di rumah ketika main drum. Karena itu, aku bisa membayangkan buat mengadakan workshop kalau nanti waktunya tepat. Seperti orang-orang, aku juga punya mimpi. Aku pingin bikin rekaman drum buat musik di film-film Hollywood. Itu jadi semacam motivasi buat aku.

Pertanyaan 05
Eluv-Brasil : Ngomongin soal Eluveitie, aku yakin bahwa mengganti seseorang yang udah lama bersama band apalagi dia adalah salah satu pendiri bandnya, itu bikin kamu merasa agak cemas atau malah bisa melakukannya dengan tenang? Apa sih, yang berbeda dari Alain di tahun 2016 sama Alain yang sekarang setelah melewati beberapa konser di berbagai negara bersama Eluveitie, dan pengalaman seperti apa yang kamu dapatkan? (tour itu pastinya bikin kamu jauh dari teman-teman dan keluarga selama berbulan-bulan)
Alain :          Awalnya emang sulit banget. Di sosial media ada beberapa netijen julid (gak setuju Alain gantiin Merlin). Aku sangat termotivasi dan pingin ngasih yang terbaik buat musik-musik Eluveitie, terus aku tersinggung sama orang-orang yang bahkan gak kenal aku dan bahkan gak ngerti soal drum. Aku juga aselinya pingin ngebales fans yang kayak gitu, tapi aku berusaha menahan diri. Sekarang aku mencoba melihat semuanya dengan lebih santai. Aku hanya melakukan yang terbaik dan terus menambah banyak pengalaman. Kita ini berkembang lewat setiap pengalaman.
Bukan hal yang mudah buat jauh dari keluarga dan teman-teman dalam waktu yang cukup lama, tapi mereka tau bahwa ini impianku, dan mereka memahaminya. Aku sangat beruntung mempunya orang-orang yang selalu mendukungku dalam setiap hal dan berdiri di belakangku.

Pertanyaan 06
Eluv-Brasil : Masih ngomongin soal Eluveitie. Kamu jadi bagain dari Eluveitie dan rekaman di studio, sejak pembuatan album Evocation II dimulai beberapa bulan setelah kamu, Jonas, dan Michalina secara resmi bergabung di band. Seperti apa pembuatan album ini di studio? Apakah kamu punya kebebasan total dengan aransemen drum? Atau bagianmu ditentukan? Kamu juga bikin part perkusi di album Evocation II. Gimana prosesnya? Ceritain dikit dong! (banyak juga gak apa-apa)
Alain :          Chrigel menulis sebagian besar lagu di album. Jadi dia melakukan pra-produksi dari lagu-lagu buat mendekatkan kami sama visi dia, jadi aku mendengarkan pengarahan drum-ku. Setelah itu aku bisa mencoba berkreasi sendiri. Kadang aku mengakhirinya dengan berbeda. Di akhir, kita mendengarkan dan memutuskan bersama, mana yang paling cocok buat lagunya. Itu menyenangkan.

Pertanyaa 07
Eluv-Brasil : Semua orang bisa melihat teknik dan kemampuanmu. Bukan cuma kamu, tapi member yang lain juga ketika merilis single Rebirth tahun lalu sebagai lagu pembuka dari album baru Eluveitie. Kita udah melihat beberapa hal yang berbeda dari lagu-lagu Eluvitie lainnya, seperti solo gitar yang panjang, sedikit solo hurdy-gurdy. Boleh engga, kita mengharapkan sesuatu yang berbeda kayak gini buat album baru, mungkin beberapa teknik drum yang baru? Kamu nanti rekaman sendiri di studio engga? Kita semua penasaran loh~
Alain :          Lagu-lagunya memang belum selesai. Saat ini Chrigel sedang dalam tahap penulisan lagu tapi aku pastikan kalian akan menemukan hal-hal gila di album baru nanti. Karena itu, belum dipastikan juga bakalan ada ruang khusus buat rekaman solo drum atau engga. Tapi ya, kita akan ke studio dan album metal baru akan dirilis tahun 2019.

Pertanyaan 08
Eluv-Brasil : Lebih ke pertanyaan teknik nih… Drum set (drum kit) itu sesuatu yang sangat personal buat para musisi, mulai dari pedal, jumlah cymbal, dan lain sebagainya. Kalau buat kamu sendiri, sejak tahun 2012 (seperti yang kita lihat), contohnya kamu pakai Chimbals 18”AA Sick Hat dan 18” HHX Evolution O-Zone Crash dari Sabian. Di drum kit kamu sekarang (yang kamu pakai di konser Eluveitie), bagaimana cara mengatur drum senyaman mungkin yang gak cuma dipakai sama Eluveiti tapi juga di projek lainnya? Atau ini yang kamu pakai khusus buat Eluveitie? Perubahanmu sebagai drummer profesional membuat kamu menggunakan drum set ini? Bisa engga, kamu ngasih tips-tips buat orang-orang yang mulai main drum?
Alain :          Seperti yang kamu bilang tadi ya, drum kit itu sesuatu yang sifatnya personal dan individual, itu juga punya nilai khusus. Buat Eluveitie atau projek lainnya, drum set-ku itu selalu sama. Cuman kadang aku menyesuaikan hal-hal khusus dari gaya musiknya. Contohnya, aku mengganti cymbal khusus atau snare buat menciptakan bunyi yang tepat. Selama permainanku, drum kit dan ide-ide bunyi drum terus berkembang. Aku pribadi sih lebih suka cymbal yang gede. Hal yang spesial dari drum set aku pastinya hi-hat 18 inch-ku. Dulu waktu aku denger hi-hat besarnya Steve Jordan, aku pastikan aku juga punya itu satu. Kamu bisa melakukan apapun dengan sedikit usaha. Kamu harus benar-benar merasa nyaman berada di belakang drum kit-mu.
drum-kit nya Alain (foto : Alain's instagram)


Pertanyaan 09
Eluv-Brasil : Bicara soal rutinitas latihan. Kita pingin tau, seperti apa rutinitas kamu kalau lagi tour. Kadang kita melihat kamu melakukan latian-latian kecil di backstage atau sekedar pemanasan sebelum konser. Apa rutinitas latian kamu selama konser? Bagaimana kamu mempersiapkan diri sebelum memulai tour? Apakah kamu mengkondisikan fisik sebelum atau selama tour? Seperti lari, nge-gym, atau olahraga lain buat kesiapan fisik kamu karena pasti bakalan capek banget bermain di banyak konser.
Alain :          Kalau aku di rumah, biasanya aku latihan selama 6 jam per hari. Sayangnya ini gak mungkin dilakukan selama tour. Kalau pas lagi tour ya palingan cuma bentar sih, 2-3 jam juga kayaknya gak mungkin. Jadi ya aku berusaha buat mengkonsumsi makanan sehat selama di rumah dan selama tour. Kalau ada waktu aku pingin lari-lari di luar, karena aku biasanya di dalam ruangan sepanjang hari. Antara nge-gym sama olah raga di rumah lah.

Pertanyaan 10
Eluv-Brasil : Setiap musisi selalu mengalami kejadian lucu atau situasi-situasi sulit di panggung. Hal-hal semacam itu juga pernah terjadi sama kamu engga?
Alain :          Pastinya! Kayak drummer-drummer lainnya juga, stick jatuh dari tangan, nyobek drumhead (material drum kayak kulit atau plastik), hampir semuanya pernah aku alami. Atau masalah teknik. Kadang hal-hal kecil bisa menyebabkan masalah besar. Eluveitie punya lagu-lagu dengan trek yang berjalan di latar belakang selama live, ada narasinya juga, makanya aku punya clicktrack di telingaku (click track atau metronome adalah alat yang biasa dipakai drummer buat menjaga tempo / ketukan biar tetep stabil) jadi aku bisa memainkannya dengan tepat. Tapi pernah ada suatu kejadian, sebelumnya, kabel USB gak kesambung, gara-gara itu aku gak mendengar click dan gak tau di mana mulainya. Pastinya aku cuma main kira-kira, walaupun agak kurang pas. Itu suaranya pasti ngeri. Yang kayak begitu tuh ngeselin banget, anjir! *gak pake anjir dih! XD*
Tapi kita tau kalau kita pasti pernah mengalami hal-hal itu. Ya namanya juga manusia biasa, pasti pernah melakukan kesalahan.

Pertanyaan 11
Eluv-Brasil : *gaes, pertanyaan ini bikin aku meleleh karena ini adalah pertanyaanku yang aku titipin ke mbak webmiss Eluv-Brasil, walaupun pertanyaannya gak penting tapi ternyata doi niat juga jawabnya* Menurut kamu, negara mana yang paling eksotis dan berbeda yang pernah kamu kunjungi sampai sekarang bersaama Eluveitie? Mana yang bikin kamu penasaran? By the way, Brazil akan jadi bagian dari daftar dan kita sangat terkesan buat melihat kalian lagi. Apakah kamu kenal atau mungkin mengagumi drummer dari Brazil? Atau band Brazil? (gak apa-apa kalau cuma Sepultura) *band heavy metal dari Brazil*
Alain :          Kita pernah ada di beberapa negara dan tempat-tempat lain yang sangat berbeda. Gak mau rugi, aku selalu ambil gambar kalau jalan-jalan. Kamu sering mendengar di media, tapi begitu kamu ke sana, biasanya beda. Satu tempat istimewa yang mempesona buat aku itu… Tokyo, Jepang. Di satu sisi kebudayaannya masih kental, dan di sisi lain kehidupan kotanya sangat mengesankan. Salah satu negara paling indah menurutku Finlandia, seluruh alamnya dengan banyak danau, itu indah. Atau contohnya Tel Aviv, Israel, aku juga suka banget. (banyak sukanya, gak bisa milih satu aja dia).
By the way, aku sangat terkesan dengan Brazil dan berencana bermain buat kalian, aku harap kami bisa main di Rio de Janeiro, kota itu sangat mempesona.

Brasil punya musisi-musisi bertalenta. Satu drummer yang aku suka, Bruno Valverde. Tapi pastinya aku juga tau Eloy Casagrande dari Sepultura.

Pertanyaan 12
Eluv-Brasil : Kita selalu punya pertanyaan singkat di akhir interview biar fans bisa tau lebih banyak tentang kamu, jadi kamu jawab pertanyaannya secara langsung. Ok?
-          Di antara drummer-drummer ini, kalau kamu boleh pilih, satu aja buat duet. Mana yang kamu pilih? Buddy Rich x John Bonham (Led Zeppelin) atau Nicko McBrain (Iron Maiden)
Buddy Rich!!

-          Kamu sering marah ketika…
Gak bisa latihan. Atau lapar. *lapar memang bisa bikin orang jadi berubah* XD

-          Barang-barang yang harus selalu kamu punya (5 biji)
Stick drum dan pad buat latian, gel rambut dan hairspray buat bikin gaya rambut, dan milkshake, soalnya aku suka. *Alain, aku suka kamu! Sorry, tapi aku sukanya sama milkshake. Seterah!*

-          Selama waktu luang, kamu suka…
Pergi bareng teman-teman atau nonton film. *kapan-kapan kita nonton sapi disembelih ya!*

-          Sesuatu yang pernah kamu lakukan, dan para fans gak tau…
Waktu umur 10 tahun aku main drum, cowok sendiri di tengah-tengah girl band-nya sepupu aku. (ini maksudnya girlband kayak Ceribel gitu atau band yang isinya cewek-cewek gitu sih?)

Pertanyaan 13
Eluv-Brasil : And last but not least, kasih pesen-pesen dong, buat para fans di Brzil!
Alain :          Makasih banyak buat semua support-nya, dan kita sangat terkesan, kita berencana buat mengadakan show di Brazil


-TAMAT-


Nahahaha…
Begitulah interviewnya. Gimana gaes? Udah gak penasaran kan sama pertanyaan gak pentingku yang ternyata dijawab beneran sama orangnya? XD

Pokoknya aku makasih banyak banget, thank you soooooo much for Eluveitie Brasil yang udah baiiiikkk banget ngasih aku kesempatan buat ikut berpartisipasi ngasih pertanyaan (walaupun pertanyaanku gak penting) di interview ini, udah gitu dibolehin buat translit interviewnya ke bahasa Indonesia ala sendiri dan diposting di sini.
I love you Eluv-Brasil’s Webmiss, I love Eluveitie’s fans di seluruh dunia.

Dan makasih banyak yang udah mampir.

By the way, kejadian ini mengingatkan aku sama Satria Karsono, di mana aku mendapatkan kesempatan emas tak terduga gara-gara postingan blogku. Waktu itu...
(postingannya ada di blog lama, mau diposting ulang apa enggak ya?)

-Berakhir dalam kebimbangan-